AJARAN ZEN DALAM SHOUJIN RYOURI Fitri Ramadhani , Dewi

January 22, 2018 | Author: Anonymous | Category: Seni & Humaniora, Religious Studies, Agama Buddha
Share Embed Donate


Short Description

Download AJARAN ZEN DALAM SHOUJIN RYOURI Fitri Ramadhani , Dewi...

Description

AJARAN ZEN DALAM SHOUJIN RYOURI Fitri Ramadhani1, Dewi Kania Izmayanti2 , Oslan Amril2 E-mail : [email protected] 1 Mahasiswa Jurusan Sastra Asia Timur, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Bung Hatta 2 Dosen Jurusan Sastra Asia Timur, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Bung Hatta

Abstract In this thesis, the author examines the Zen teachings contained in Japanese cuisine Shoujin Ryouri. The reason the author took this title because the writer wanted to know what kind of Zen teachings and what zen teachings contained in Shoujin Ryouri. This study aimed to describe the meaning of the teachings of Zen and Zen teachings contained in Shoujin Ryouri. The method used in this research is descriptive method. To analyze the data the author us uses the theory of culture and the theory of signs or semiotics. From the result of this thesis, the author founded that shoujin ryouri there is the teaching of zen. Ranging from the selection of raw materials, processing, serving dish, and the process of cuisine to eat. Keywords: Zen, Shoujin Ryouri

Pendahuluan

satu dari banyak aliran agama Buddha yang berkembang di Jepang.

Sejak abad ke-8, Buddha mahayana

Aliran Zen yang muncul di Jepang

menjadi ajaran Buddha yang menonjol yang

pada zaman Kamakura, dan didirikan oleh

disebarkan di Tibet. Menurut sejarahnya

dua orang pendeta Buddha yang baru pulang

agama Buddha masuk ke Jepang pada abad

belajar dari negeri Cina, yaitu Eisai dan

ke-6. Seperti yang diketahui banyak orang,

Dogen. Pengikut Zen, berusaha mencapai

Zen adalah salah satu sekte dalam ajaran

ilham tertinggi dengan kontemplasi (latihan-

Buddha yang dibawa secara bertahap ke

latihan rohaniah yang mendalam) Untuk itu

Jepang, baik sebagai praktik meditasi dari

orang yang berkontemplasi harus dapat

bermacam-macam sekolah Buddha maupun

mendisiplinir diri serta memiliki ketenangan

sebagai ajaran Zen Buddhisme itu sendiri.

batin setinggi-tingginya.

Secara harfiah Zen dapat berarti meditasi,

Adapun pengaruh ajaran Zen yang

pemahaman, dan kenyataan kosmos tertinggi.

masih dapat kita lihat sampai sekarang yaitu,

Zen adalah merupakan istilah Jepang untuk

pola makan orang Jepang, berpakaian,

ungkapan bahasa Cina Chan, yang bila

kaligrafi, arsitektur, teater, music, taman,

ditelusuri itu merupakan bahasa sansekerta

dekorasi, dan masih banyak lagi.

yaitu Dhyana ini adalah merupakan salah

Seperti yang kita ketahui, salah satu

dalam arti luas adalah keseluruhan yang

pengaruh ajaran Zen adalah dalam bidang

kompleks dari pengetahuan, kepercayaan,

kuliner.

oleh

kesenian, moral, hukum, adat, atau setiap

sebagian besar orang sebagai masakan yang

kemampuan dan kebiasaann yang diperoleh

memiliki kekhasan, baik itu dari segi bahan

manusia

baku,

pada

sendiri. Kebudayaan adalah pola berbagai

masakan perayaan untuk acara-acara khusus,

makna yang dikemas dalam simbol-simbol

maupun masakan rumahan yang dikonsumsi

yang secara historis ditularkan. Budaya

sehari-hari.

juga

Masakan

pengolahan,

Tidak

Jepang

dan

seperti

dikenal

penyajian

makanan

Jepang

sebagai

adalah

diwariskan

anggota

sistem

melalui

masyarakat

konsepsi ekspresi

yang

simbolik

populer lainnya, Shoujin Ryouri mungkin

sebagai cara orang mengkomunikasikan,

sedikit asing bagi orang di luar Jepang.

melestarikan,

Karena Shoujin Ryouri merupakan masakan

pengetahuan mereka tentang sikap terhadap

sehari – hari yang diolah dan di konsumsi

kehidupan.

oleh pendeta Buddha Zen yang mempunyai

Karena

dan

mengembangkan

penelitian

ini

adalah

larangan untuk membunuh mahkluk hidup,

penelitian mengenai makna ajaran zen yang

kita tidak akan menemukan daging, ikan,

terdapat pada Shoujin ryouri, maka penulis

ataupun produk – produk hewani seperti susu

juga menggunakan teori semiotika karena

dan telur tidak akan kita jumpai pada

teori semiotika dapat digunakan sebagai

masakan ini.

metode

Shoujin Ryouri merupakan masakan yang didasarkan pada filosofi Zen. Shoujin

dalam

memaparkan

nilai-nilai

estetika dan sesuatu yang bersifat tekstual (Marx Bense dalam Sachari, 2002:61).

Ryouri merupakan masakan sehari – hari

Menurut Hoed dalam Nurgiyantoro

para pendeta Zen yang mulai dari bahan yang

(1995:40) tanda adalah sesuatu yang

digunakan, pengolahan, sampai penyajiannya

mewakili sesuatu yang lain, yang dapat

memiliki makna dalam ajaran Zen.

berupa pengalaman, perasaan, pikiran, atau

Permasalahan yang dibahas dalam

gagasan dan lain-lain. Bahasa adalah sistem

penelitian ini adalah bagaimana keterkaitan

tanda yang paling lengkap dan sempurna.

antara ajaran Zen dengan Shoujin Ryouri

Namun

yang merupakan makana khas biksu Zen.

sebenarnya bukan hanya bahasa saja,

Teori kebudayaan yang digunakan pada

penelitian

Kebudayaan dalam

ini

menurut

Liliweri

adalah Clifford

(2014:6),

teori Geertz

yang

dapat

menjadi

tanda

melainkan berbagai hal yang melingkupi kehidupan

ini

misalnya

warna,

baju,

bendera, karya seni dan sebagainya.

Kebudayaan 2

Metodologi

Hasil dan Pembahasan

Adapun Metode yang penulis lakukan

1. Konsep ajaran Zen

pada penelitian ini adalah Metode Deskriptif.

Buddhisme

adalah

agama

dan

Yaitu penelitian yang tidak terbatas hanya

filasafat yang disebarkan di India pada tahun

sampai mengumpulkan data saja, tetapi

525 SM oleh Shidarta Gautama. Dalam

analisa fungsi serta arti dari data itu sendiri,

penyebarannya

Moleong (1993:3).

menjadi dua bagian yaitu Buddha Mahayana

agama

Budhha

terbagi

Penulis mendiskripsikan hal yang

dan Buddha Hinayana. Buddha Mahayana

berhubungan dengan pokok permasalahan

kemudian berkembang pesat di dratan Cina,

masalah

dan

Mongolia, Korea, dan Jepang. Di Cina agama

lalu

Buddha mencapai masa gemilang pada masa

yang

kemudian

akan

dikemukakan

menganalisa

masalah

menuliskan kembali dalam bentuk analisis. sumber adalah

data

data

yang

tulis

dipergunakan

Sung (618-1279). Agama Buddha masuk ke

dan

Jepang dari India melalui Cina dan Korea

sekunder.Sumber data primer adalah sumber

pada pertengahan abad ke-6 (tahun 538 M).

data yang diperoleh dari buku-buku yang

setelah memperoleh dukungan kaisar, agama

berhubungan

salah

Buddha disebar luaskan oleh penguasa ke

satunya adalah buku karya Torimoto Yukio

semua pelosok. Pada awal abad ke-9 agama

yang brjudul Shoujin Ryouri to Nihonjin dan

Buddha di Jepang memasuki periode baru,

buku karya Soie Yoneda,The Heart of Zen

ketika agama ini secara khusus melayani

Cuisine. Sedangkan data sekunder adalah

kaum

data yang diambil dari artikel dan internet.

Kamakura (1192-1338), yang merupakan

dengan

primer

pemerintahan T’ang Sampai pada dinasti

penelitian.

bangsawan

istana.

Pada

periode

Data yang diperoleh dari buku-buku, dan

suatu periode keresahan besar politik dan

internet dideskripsikan. Kemudian, dianalisa

kekacauan sosial, muncul banyak sekte baru

untuk

Buddha

mendapatkat

sebuah

kesimpulan,

diperkuat dengan contoh dan pendapat ahli yang

sesuai

dengan

penelitian

yang

menwarkan

harapan

keselamatan baik pada prajurit maupun

yang

kepada rakyat petani. Agama Buddha bukan

dilakukan yaitu tentang ajaran Zen dalam

hanya berkembang sebagai agama, tapi juga

Shoujin Ryouri.

mempengaruhi perkembangan kesenia dan ilmu pengetahuan. Agama Buddha di Jepang termasuk pada agama Buddha Mahayana yang pada umumnya

mengajarkan

keselamatan

di 3

taman firdaus untuk semua orang, bukan

dan diluar batasan. Kesadaran seseorang

kesempurnan perseorangan, dan mempunyai

yang dari dunia yang kita kenal ini berasal.

bentuk yang jauh berbeda dengan bentuk

Pengalaman mistis ini biasanya disebut

agama Buddha yang ditemukan di bagian –

kesadaranatau Wu dalam bahasa Cina dan

bagian Asia Tenggara.

Satori atau Kensho dalam bahsa Jepang.

Zen merupakan salah satu bentuk aliran Mahayana yang berkembang dan menemukan tempat di Jepang. Zen adalah salah satu hasil pemikiran Buddha di Cina yang telah

menyatu

dengan

pemikiran

Buddha dari India. Kata Zen adalah logat Jepang yang berasal dari bahasa Cina ch’an dan merupakan terjemahaan dari bahasa dhyana.

Dalam

bahasa

Jepang

disebut

sebagai

Zanna.

Istilah

tersebut

berarti

meditasi yang menghasilkan wawasan yang mendalam (sutrisno,1994:9).

saling berkaitan. Seperti yang dikatakan oleh Humpreys

arti

Zen

tersebut

saling

berkaitan satu sama lain. Meditasai, secara umum adalah cara utama untuk mendapatkan pengalaman tertinggi,

si

langsung pelaksana

dengan

realitas

mungkin

akan

mengalami pemahaman realitas kosmis ini dalam situasi yang penuh dengan inspirasi saat mengalami kesadaraan spiritual. Zen

memiliki

dua

pandangan

mengenai bagaimana mencapai keselamata, yaitu Jiriki (upaya sendiri) dan tariki (upaya dari yang lain). Zen sendiri menganut pandangan yang pertama, yaitu Jiriki, bahwa

Zen memliki arti yang berbeda namun

Chrismas

Ketiga

dalam

Kiew

keselamatan

dapat

diperoleh

dengan usaha dan upaya sendiri.

Kit

(2004:3) :

hanyalah

Ajaran Zen tidak hanya terfokus pada

kerohanian

saja,

melainkan

juga

Pertama Zen berarti meditasi. Zen

mencakup penerapannya dalam kehidupan

merupakan

untuk

sehari – hari. Para rahib zen dikatakan selalu

mengungkapkan Ch’an dalam bahasa Cina,

berdoa untuk orang lain dan makhluk hidup

yang bila ditelusuri berasal dari bahasa

lainnya, dan tidak pernah berdoa untuk

Sansekerta Dhyana

dirinya sendiri. Kalaupun pernah, hanya

yang

istilah

Jepang

yang memiliki arti

kesederhanaan.

berupa penyesalan atas perbuatannya dan

Kedua dalam arti khusus Zen adalah

bukan meminta pertolongan. Mereka tidak

nama kekuatan absolute atau realitas tertinggi

hanya mengajarkan tentang kasih saying dan

yang tidak dapat disebut dengan kata-kata.

kebijaksanaan, tetapi juga menjalankannya

Ketiga dalam artian yang agak khusus,

dalam kehidupan sehari – hari. Para pengikut

adalah pengalaman mistis akan keabsolutan

Zen berusaha untuk hidup dalam disiplin

kekuatan tersebut, suatu kesadaran, tiba-tiba,

yang

ketat

untuk

membina

dan 4

menumbuhkan

keutamaan,

ketaatan,

kesahajaan serta kerendahan hati. Pengikut ajaran Zen bukan hanya

sebuah keindahan yang berbeda dari konsep umum,

wabi-sabi

dengan

ajaran

sudah dihubungkan

Zen.

Dalam

wabi-sabi

dituntut untuk hidup sederhana, disiplin,

terdapat inti dari ajaran dan filosofi Zen.

saling mengasihi dan saling membantu

Cirri-ciri

sesama manusia, tetapi juga harus bekerja

berubah-ubah, berorientasi pada masa kini,

keras untuk hidup tidak bergantung pada

mengadaptasi segala sesuatu yang ada di

belas kasihan orang lain seperti yang sering

alam, bentuknya tidak jelas, halus, dan

pendeta lakukan.

memiliki sudut, mangkuk sebagai kiasan

Zen adalah cabang agama Buddha

keindahan

gelap

adalah kesederhanaan. Keindahan dalam Zen

waktunya, dan hangat.

bagaimana

cara

adalah

( bentuknya bebas dan terbuka). Warnanya

modern. Konsep keindahan utama dalam Zen

adalah

wabi-sabi

mengatur

dan

suram,

segala

sesuatu

Menurut Ando wabi-sabi

ada

berakar

kesederhanaan, dengan perencanaan matang

dari Buddha Zen yang dibawa dari Cina ke

yang telah disiapkan jauh-jauh hari untuk

Jepang oleh Eisai, seorang pendeta pada abad

menciptakan

12. Zen memiliki konsep kekosonganyang

sesuatu.

(http://www.freebeautytips.org/zen-

luas, tidak ada yang suci, menekankan pada

beauty.html)

kecermatan, bersatu dalam alam, dan diatas

Keindahan

dinyatakan

dalam

semua itu penghormatan pada kehidupan

keinginan untuk mengalami sesuatau yang

sehari-hari sebagai jalan menuju pencerahan.

lain dan menjadi sesuatu yang lebih baik.

(What is Wabi –Sabi (2007)).

Dalam sudut pandang ajaran Zen, selain

2. Ajaran Zen dalam Shoujin Ryouri

mendedikasikan diri untuk melayani orang lain, ada dua cara lagi untuk mengalami keindahan. Cara pertama adalah dengan menciptakan sesuatu, sedangkan cara kedua adalah

sungguh-sungguh

menghargai

keindahan yang terdapat didunia ini. Koren (1994) , menyatakan bahwa Wabi-sabi adalah keindahaan sesuatu yang tidak sempurna, tidak tetap, dan tidak lengkap. Keindahan sesuatu yang sederhana dan rendah hati, keindahan adalah sesuatu yang tidak biasa. Sudah sejak awal sebagai

Shoujin

Ryouri

vegetarian khas

adalah

masakan

yang berasal dari kuil

Buddha yang ada di China. Masakan ini mulai berkembang di Jepang pada tahun 1185

saat

pusat

pemerintahan

Jepang

dipindah Kamakura. Pada saat itu sedang berkembang cara hidup sehat dan masakan sederhana. Seiring berjalannya waktu Shoujin Ryouri mulai banyak digemari banyak orang. Dalam filosofi-filosofi

Shoujin

Ryouri

yang

terkandung

terdapat dalam 5

ajaran

Zen.

ryouri

Dalam pengolahan Shoujin Ryouri

merupakan makanan khas Buddha Zen, pada

para biksu Zen diajarkan cara mendisiplinkan

ajaran ini terdapat lima larangan yang terkait

diri melaluli pengolahan makanan. Dalam

dengan makanan yaitu dua diantarannya

pengolahan makanan ada salah satu ciri

adalah Fusesshou yang merupakan larangan

khasnya yaitu tidak menyia - nyiakan bahan

membunuh dan menyakiti makhluk lain, dan

makanan muda ga nai.

Fuonjyukai

Karena

yang

Shoujin

merupakan

larangan

Apabila bahan hari ini masih berlebih

menggunakan sake atau alkohol dalam

harus dihabiskan hari ini juga. Karena dalam

masakan atau sajian Shoujin Ryouri.

ajaran Zen, kelebihan bahan makanan ini

Shoujin Ryouri menggunakan bahan organik yang tersedia pada setiap musim di setiap masakannya.

Bahan makanan yang

digunakan pada setiap musim dimanfaatkan dan dipilih berdasarkan manfaat sayur atau bahan tersebut bagi daya tahan tubuh seseorang

pada

setiap

masing-masing

musimnya. Bahan organik yang tersedia di alam

tidak boleh dibuang. Menyia-nyiakan bahan makanan

merupakan

tindakan

tidak

mensyukuri nikmat yang diberikan, tidak bersyukur menyebabkan keserakahan dan ketidak puasan diri. Hal tersebut terjadi apabila seseorang tidak bias menahan hawa nafsunya. Menahan hawa nafsu ini dalam ajaran Zen merupakan salah satu cara untuk

pada setiap musimnya dimanfaatkan dan

mencapai

satori.

Ketekunan

diolah dalam berbagai kombinasi makanan.

kedisiplinan seorang penganut ajaran Zen

Meskipun begitu bahan makanan dalam

termasuk

Shoujin Ryouri ini tidak berarti kurang

pengolahan

protein ataupun gizi didalamnya. Sesuai

penganut

dengan konsep lima unsur dalam agama

mencapai pencerahan. Ajaran Zen tidak

Buddha , setiap unsur memiliki lambang

hanya

warna pada masing-masing unsurnya. Pada

bermeditasi dengan tujuan untuk mencapai

unsur tersebut terdapat apa saja bahan

tahap kehampaan, tapi juga menyadari

makanan yang ada pada unsur tersebut dan

kebutuhan

manfaatnya bagi tubuh manusia. Lima unsur

jiwanya

tersebut yaitu, kayu, api, tanah, besi, dan air,

melalui hal-hal yang ada pada shojin ryouri.

yang diwakili oleh warna hijau, merah

Dalam shojin ryouri pemilihan bahan,

kuning/coklat, putih, dan ungu/hitam.

persiapannya bahkan tingkah laku kita

kedalam

Zazen.

Shoujin ajaran

didasarkan

Ryouri

Zen

seseorang dilatih

Dari

cara

ini

para

bertujuan

pada

dan

posisi

untuk

duduk,

untuk hidup dan

dengan

perlahan-lahan

pada saat makan didasari oleh ajaran agama 6

harus dilakukan setiap hari tanpa kecuali

musim dan mencoba berbagai jenis masakan.

Yoneda (1982:34).

Dalam

Shoujin

Ryouri

bahan

yang

Moto yang sering dipakai dalam

diguanakan sesuai musim, karena sesuai

mengolah makanan dalam Shoujin Ryouri ini

dengan filsafat Buddha sebagai aliran yang

adalah memasak dengan hati (調理に籠め

menyatu dengan alam. Buddha yang percaya

た 愛 情 ) Yoneda (1982:35). Prinsip

bahwa tanaman yang tumbuh pada musim

masakan Shoujin Ryouri pada ajaran Zen

tertentu memiliki manfaat bagi tubuh pada

adalah konsep cinta dan rasa syukur yang

setiap perubahan musim. ( Eating the Zen

harus diberikan kepada Buddha, dengan cara

Way : Shoujin Ryouri, The Food of Budhist

pemasak Shoujin Ryouri mengerjakan tugas

Monks)

dan

Sesuai dengan bahan baku yang

memakan makanan, mengandung nilai religi

digunakan untuk masakan Shoujin Ryouri,

yang sangat kental yang dianggap sebagai

sajian yang dihidangkan juga sesuai dengan

suatu ajaran tersendiri.

musim tersebut. Pengaturan hidangan pada

mereka

sebaik-baiknya.

Persiapan

Konsep cinta dan rasa syukur kepada sang Buddha ini sangat ditanamkan pada diri para biksu Zen dalam mengolah makanannya.

Shoujin

Ryouri

menggambarkan

kesederhanaan. Sajian

yang

dipersiapkan

untuk

Apa yang ada saat itu, itulah yang harus

pengunjung biasanya agak berbeda dari

dimanfaatkan

dan

jumlah sajian yang dimakan oleh para biksu

menggunakannya seperlunya saja. Dalam

sendiri. Yang biksu makan biasanya hanya

ajaran Zen disiplin dalam mengolah makanan

一汁三菜 (ichijusansai) atau satu sup dan 3

ini termasuk salah satu cara untuk mencapai

sayur atau lauk. Sedangkan saat ini untuk

satori atau pencerahan.

para pengunjung atau masyarakat umum dapt

sebaik

mungkin

Dalam menyajikan sebuah masakan haruslah

dipertimbangkan.

Bila

ingin

mencapai keseimbangan dalam masakan

menikmati masakan khas Buddha Zen ini dengan sajian 一汁五菜 (ichijugosai), 二汁 五菜 (nijugosai).

Jepang ada dua hal yang diperhatikan, yaitu masakan yang disajikan haruslah bervariasi.

KESIMPULAN

Tidak boleh menggunakan bahan yang sama

Dalam sajian Shoujin ryouri juga

dalam satu hidangan berulang kali. Yoneda

menerapkan konsep lima warna dalam

(1982:35) juga menjelaskan, yang masakan

penyajiannya, yaitu hijau, merah, kuning,

yang terdapat dalam Shoujin Ryouri selalu

putih, hitam atau ungu, yang dalam agama

bervariasi dengan menggunakan bahan sesuai

Buddha masing-masing warna memiliki 7

makna yang mencerminkan sifat manusia. Porsi

-

porsi

yang

dihidangkan

Daftar Pustaka

juga

mencerminkan simbol kesederhanaan dan

Buku :

mengkonsumsinya juga merupakan kegiatan

Anwar, Etty N. 2009. Akuninshouki-Zettai Tariki Dalam Agama Buddha Jepang.

meditasi. Dalam Ryouri

pengolahannya

terdapat

tindakan

Shoujin

untuk

tidak

Jakarta: Penaku. Christomy,T dan Untung Yuwono. 2004.

menyia-nyiakan bahan makanan (mottainai).

Semiotika

Ini

Penelitian Kemasyarakatan dan Budaya

merpukan

symbol

ketidakserakahan

Budaya.

Direktorat

terdapat makna kedisiplinan seorang pendeta

Masyarakat Universitas Indonesia.

Zen ketika mengolah Shoujin Ryouri. Tujuan

Liliweri, Alo. Prof. Dr. 2014. Pengantar

dari pengolahan makanan ini bagi pendeta

Studi Kedbudayaan. Bandung: Nusa

Zen yaitu untuk mencapai pencerahan.

Media.

setiap

hidangannya

dalam

Maryaeni,

Dr.

M.

dan

Pusat

dalam ajaran Zen . dalam pengolahannya

Pada

Riset

Depok:

Pd.

Pengabdian

2005.

Metode

shouji Ryouri terdapat makna bahwa setiap

Penelitian Kebudayaan. Jakarta: PT

individu memiliki tanggung jawab dalam

Bumi Aksara.

ajaran

Zen.

Setiap

orang

yang

mengkonsumsi

Shoujn

Ryouri

akan

bertanggung jawab menghabiskan makanan yang

telah

miliknya,

dihidangkan karena

orang

dalam

sajian

yang

biasa

bertanggung jawab atas makanan yang terdapat pemikiran

dipiringnya mengenai

akan

memiliki

kedisiplinan,

dan

kedisiplinan itu sendiri dibutuhkan dalam praktek Zen untuk mencapai Satori.

Moleong,

Lexy

J.

1993.

Metodologi

Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosda Karya. Nurgiyantoro,

Burhan.

1995.

Teori

Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gajah Mada University Press. Pradopo, Rachmat Djoko. 2002. Kritik Sastra Indonesia Modern. Yogyakarta: Gajah Mada University Press. Sachari, Agus. 2002. Pengantar Metodologi Penelitian

Budaya

Rupa,

Desain,

Arsitektur, seni Rupa, dan Kriya. Jakarta: Erlangga. Sutrisno SJ, Mudji dan Prof. Dr.Christ Verhaak SJ. 1993. Estetika Filsafat Keindahan.

8

Yoneda, Soei. 1982. The Heart of Zen Cuisine.

Tokyo

and

New

York:

Kodansha International Ltd.

Nihonjin. Tokyo: Shunjusha.

http://www.eonet.ne.jp/~limadaki/buda ya/jepang/artikel/utama/agama_buddha. html

Skripsi: Andayani, Sri. 2015. Orang Jepang dan Pola Makan

:

Dampaknya

Terhadap

Skripsi.

Padang:

Kesehatan.

Universitas Bung Hatta.

Pengaruh Buddha Cina dan Buddha Dalam

Chaseki

Ryouri.

Skripsi.BINUS

pada Tama Karesansui di Kuil Ryoan-ji di

Kyoto.

Skripsi.

Padang: Universitas Bung Hatta.

06/06/sejarah-masakan-jepang/

buddhist-vegetarian-cuisine/ http://travelience.com/blog/eating-the-zenway-shojin-ryori-the-food-of-buddist-

Rangkaian

Ikebana

http://www.freebeautytips.org/zenbeauty.html http://www.hermitary.com/solitude/aesthetics .html

Nurlela, N. 2006. Makna Kesederhanaan dalam

http://subpokbhsjepang.wordpress.com/2008/

monks/

Natalia, Winda. 2006. Pengaruh Ajaran Zen

Daisen-in

http://www.kasuisai.or.jp/special/shojin.html

http://www.allinjapan.org/shojin-ryori-

Christianti, Priska Morrisa. 2007. Analisis

dan

_Ryori_Culinary_Fundamentals_in_Ze n.pdf

Yukiyo, Toriimoto. 2006. Shoujin Ryouri to

Zen

http://www.shabkar.org/download/pdf/Shojin

untuk

Chanoyu. Skripsi. BINUS

https://theory.yinyanghouse.com/theory/chin ese/five_element_acupuncture_theory http://www.macrobiotics.co.uk/five.htm

Rahmawati, Riza. 2014. Filosofi Seni Pedang Samurai dan Etika Bushido Dalam Pendidikan Karakter Kendoka. Skripsi. Padang: Universitas Bung Hatta. See, Rhany. 2010. Pengaruh Zen Dalam Etika Bisnis Orang Jepang. Skripsi. Padang: Universitas Bung Hatta. Silalahi, Eva Nurintan. 2009. Nilai-Nilai Ajaran Zen Buddhisme Dalam Estetika Keramik

Jepang.

Skripsi.

Medan:

Universitas Sumatera Utara. Internet : 9

View more...

Comments

Copyright � 2017 NANOPDF Inc.
SUPPORT NANOPDF