Dari Media Massa - E

January 14, 2018 | Author: Anonymous | Category: Seni & Humaniora, Communications, Iklan
Share Embed Donate


Short Description

Download Dari Media Massa - E...

Description

“Iklan-Iklan Dari Media Massa”

Periklanan di Barat Pada masa Yunani Kuno, praktik periklanan dalam bentuknya yang paling awal yaitu periklanan lisan/oral telah dilakukan oleh para penjaja yang berteriak berkeliling kota menawarkan barangbarang dagangannya. Di kota Athena, para salesman menawarkan produk kosmetik merk “Aesclyptos” yang terkenal di zaman itu dengan menyanyikan semacam puisi yang dinyanyikan sebagai bentuk iklan lisan.

Periklanan di Barat “For eyes that are shining, for cheeks like the dawn, For beauty that lasts after girl hood is gone, For prices in reason, the woman who knows, Will buy her cosmetics of Aeclyptos.”

Sekitar 3000 tahun sebelum Masehi, di Babylonia telah digunakan sign atau simbol-simbol visual sebagai wahana periklanan yang ditempelkan pda produk-produk yang diperdagangkan. Di zaman Romawi (500 BC) orang-orang memasang iklan di papan pengumuman pada dinding-dinding kota untuk mencari budak-budak yang melarikan diri atau mengumumkan pertandingan pertarungan para gladiator. Di kota Pompei lukisan dinding dalam bentuk graffity oleh para politikus sebagai media periklanan untuk propaganda agar rakyat memilihnya.

Penemuan Mesin Cetak

Revolusi penting yang memicu berkembangnya dunia periklanan adalah ditemukannya mesin cetak di tahun 1440-an oleh Johannes Gutenberg sehingga memungkinkan iklan dapat disampaikan lewat lembaran-lembaran cetakan. Pada abad ke-17 (sekitar tahun 1622), terbit surat kabar pertama di Inggris, The Weekly News oleh Nicholas Bourne dan Thomas Archer. Iklan surat kabar atau iklan media cetak berkembang secara pesat setelahnya.

Pertumbuhan periklanan sebagai industri komunikasi komersial lalu terjadi sangat besar di AS, hingga Benjamin Franklin dijuluki sebagai Bapak Periklanan, mempelopori pemanfaatan gambar-gambar ilustrasi dalam iklan surat kabar rancangannya.

Sejarah Periklanan Indonesia Perintis tumbuhnya iklan di Hindia Belanda adalah Jan Pieterzoen Coen. Dia pendiri Batavia dan Gubernur Jenderal Hindia Belanda tahun 1619-1629. Dalam masa pemerintahannya, ia mengirim berita ke pemerintah setempat di Ambon dengan judul “Memorie De Nouvelles”, yang mana salinannya ditulis dengan tulisan tangan pada tahun 1621. Jan Pieterzoen Coen "menulis" iklan untuk melawan aktivitas perdagangan oleh Portugis. Lebih dari satu abad kemudian, setelah Jan Pieterzoen Coen meninggal tulisan tangannya diterbitkan kembali di surat kabar Batavia Nouvelles pada tanggal 17 Agustus 1744. Batavia Nouvelles merupakan surat kabar pertama di Hindia Belanda.

Surat Kabar & Periklanan Tahun 1829 pemerintah Hindia Belanda mendirikan suratkabar Nederland-Indisch Handelsblad. Hampir seluruh iklan di suratkabar ini juga ditulis tangan. Sejak abad ke-16 negeri Belanda merupakan pusat penulisan silografi (tulisan tangan indah) di Eropa. Tulisan ini digunakan juga untuk penulisan iklan dalam bentuk poster. Sejarah mencatat pula beberapa suratkabar di luar Batavia (Jakarta). Misalnya, suratkabar mingguan Soerabaja Courant di Surabaya yang mulai terbit tahun 1833 dan baru menjadi harian empat tahun kemudian. Lalu tahun 1845 Oliphant en Compagnie, Semarang, mulai menerbitkan suratkabar mingguan Semarangsch Nieuws en Advertentiebald.

Surat Kabar & Periklanan Pemanfaatan iklan untuk menunjang pemasaran, juga sudah lama dikenal para pengelola suratkabar. Contoh khas surat kabar pertama ini adalah Tjabaja Siang, terbit di Minahasa tahun 1825, telah mengiklankan produk obatobat tradisional. Tjabaja Siang adalah suratkabar pribumi yang pertama kali memanfaatkan iklan sebagai penunjang pemasaran, dan iklannya disebarluaskan hingga ke Eropa. Kemudian disusul oleh Soerabaja Advertentie Blad, Surabaya, terbit pertama kali tahun 1836. Ia mengiklankan produknya dengan teks iklan sebagai berikut:

Nomor satoe soedah tidak bisa dapatkan lagi, oentoek itoe tjepat segera pesan langsoeng ke kantoor Redakteur.

Perkembangan Kraetivitas Periklanan

Perkembangan Kraetivitas Periklanan

Perkembangan Kraetivitas Periklanan

Perkembangan Kraetivitas Periklanan

Perkembangan Kraetivitas Periklanan

Periode 1930-1942 juga merupakan awal pulihnya perekonomian Hindia Belanda dari akibat pengaruh depresi ekonomi dunia. Perusahaan-perusahaan periklanan pun mulai bergairah kembali, bahkan mulai terlihat kecanggihan teknologi periklanan. Meskipun istilah memposisikan produk/merek (positioning) itu sendiri mungkin belum dikenal, namun dalam praktekya, sudah ada yang melakukannya. Perusahaan periklanan Sucess misalnya, memposisikan kliennya, Philips, sebagai merek untuk produk-produk yang sangat ekonomis. Ia mengungkapkannya dalam slogan yang terkenal; Menjimpen banjak oeang ataoe pembajaran stroom

Perkembangan Kraetivitas Periklanan

Iklan Listerine juga memposisikan diri sebagai pasta gigi paling cepat mengatasi masalah-masalah gigi. Produk ini kemudian menjadi populer dengan slogan; Sesoenggoehnja, saja poenja gigi mendjadi lebih baik dalam tempo 6 hari. Iklan Listerine ini menggunakan model pria Eropa yang tersenyum lebar, mempe rtontonkan giginya yang sehat, putih dan bersih.

Perkembangan Kraetivitas Periklanan

Kalau kita simak, contoh-contoh iklan masa itu, cenderung menampilkan tiga aspek penting yang tetap relevan sampai sekarang, yaitu: Pertama, periklanan saat itu sudah dituntut untuk memilih kata-kata yang sederhana dan langsung,sehingga maknanya dapat lebih cepat ditangkap oleh calon konsumennya.

Perkembangan Kraetivitas Periklanan

Kedua, kata-kata yang dipilih harus pula punya kaitan dengan produk yang diiklankan. Misalnya, pada teks iklan untuk produk obat "anti-loyo" dibawah ini: "Lelaki namanja, lojo djalannja! Itoe kandoeng pengaroeh besar, sebab kita poenja pikiran tentang lelaki adalah 'kegagahan dan kesebetan', tapi ia oendjokkan didalem doenia banjak jang lojo. Marikalah jang haroes memake obatnja, soepaja mendjadi gagah kembali."

Perkembangan Kraetivitas Periklanan

Ketiga, iklan harus mampu secara cepat diidentifikasikan oleh khalayak sasarannya sebagai produk khusus untuk mereka. Contoh yang menarik misalnya Bedak merk Virgin. Ilustrasinya adalah seorang wanita sedang bercermin di depan kaca, menggunakan bedak Virgin. Teks iklannya pun langsung diarahkan pada kebutuhan segmen pasarnya, yaitu wanita. Bedak Virgin djika dipake tiap hari, bikin paras moeka djadi poetih bersih, tjantik dan terhindar dari segala noda dan djerawat.

View more...

Comments

Copyright � 2017 NANOPDF Inc.
SUPPORT NANOPDF