KONDISI SEISMIK DAN APLIKASI NILAI PHA - Digilib
Short Description
Download KONDISI SEISMIK DAN APLIKASI NILAI PHA - Digilib...
Description
Daftar isi Seminar Tahunan Pengawasan
Pcmanfaatan Tcnaga Nuklir - Jakarta, II Desember 2003
ISSN 1693 - 7902
KONDISI SEISMIK DAN APLIKASI NILAI PHA TERHADAP REAKTOR TRIG A 200 BANDUNG
Akhmad Muktaf Haifani, Budi Rohman, M. Salman Suprawardhana Pusat Pengkajian Keselamatan Reaktor (PPKRe) - BAPETEN
ABSTRAK KONDISI SEISMIK DAN APLIKASI NILAI PHA TERHADAP REAKTOR TRIGA 2000 BANDUNG Reaktor Penelitian Bandung yang dikenal sebagai Reaktor TRIGA 2000 Bandung adalah fasilitas yang dioperasikan oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Nuklir (P3TkN-BATAN). Reaktor ini terletak pada kedudukan 67' LS dan 107 37' BT. Bandung adalah dataran tinggi dengan ketinggian rata-ratanya 700 m dari permukaan laut dan dikelilingi oleh jalur pegunungan. Reaktor TRIGA 2000 Bandung pertama ali didesain dan dibangun dengan daya nominal 250 kW. Reaktor mencapai kekritisan pada 10 Oktober 1964. Pada tahun 1971 daya nominalnya ditingkatkan menjadi 1000 kW dan tahun 1996 -2000 dilakukan program upgrading untuk meningkatkan daya reaktor menjadi 2000 kW. Reaktor TRIGA telah lama dioperasikan, untuk itu perlu dikaji kekuatan gedung reaktor tersebut terhadap bahaya seismik (gempa) untuk meyakinkan keselamatan reaktor. Pengkajian yang dilakukan adalah dengan menghitung akibat gempa bumi terhadap gedung reaktor dengan mengaplikasikan rumus nilai percepatan puncak gempa (PGA) pada tapak reaktor dengar mempertimbangkan faktor lithologi pada daerah tersebut Nilai percepatan puncak horizontal (PHA) beban gempa digunakan sebagai analysis bahaya gempa pada tapak , energi yang dihasilkan dan tingkat kerusakan bangunan akibat gempa. Nilai PHA yang dihasilkan dalam perhitungan sebesar 0,046 G merupakan nilai terbesar yang dapat menghasilkan kerusakan, setingkat dengan 6,5 MMI. Kata kunci : reaktor, seismik, gempa bumi, percepatan puncak gempa
ABSTRACT SEISMIK CONDITION AND APLICATION OF PHA VALUES FOR REACTOR TRIGA 2000 BANDUNG. Bandung Research Reactor, or currently named Reactor TRIGA 2000 Bandung, is a facility operated by the Centre for Development and Research of Nuclear Technology (P3TkN-BATAN). The reactor is located in Bandung, West Java, with geographical position of 6°7' latitude and 107°37' longitude. Bandung is highland with average elevation of 700 m upper sea level and surrounded by mountain range. Reactor TRIGA 2000 Bandung was first designed and built to operate with nominal power of 250 kW. The reactor achieved its first criticality on October 10, 1964. In 1971 the nominal power was increased to 1000 kW, and in 1996 to 2000 another upgrading program was performed to increase the nominal power to 2000 kW. Since the reactor has been operated for a relatively long time, and more importantly the physical building has been already aged, it is necessary to assess the strength of the building against seismic hazard to assure the safety of the reactor. The assessment was performed by calculating the effects of earthquake to the reactor building by applying peak ground acceleration formula by considering the lithology of the area. Peak
352
Seminar Tahunan Pengawasan
Pcmanfaatan Tenaga Nuklir - Jakarta, II Descmbcr 2003
ISSN 1693 -7902
Horizontal Acceleration values is used to analysis earthquake hazard, the energy was resulted from earthquake and step of bulding damage that caused earthquake. PHA values that result from the calculation is 0,046 G. It is the biggest values can cause structural building damage and it is approximately to 6,5 MMI. Keywords: reactor, seismic, earthquake, peak ground acceleration.
ISSN 1693 - 7902
Seminar Tahunan I'engawasan I'cmanfaatan Tenaga Nuklir - Jakarta, 11 Desember 2003
LA T AR BELAKANG Reactor Penelitian Propinsi
TRIGA
dan
Bandung
Pengembangan
merupakan
Teknik
Jawa Barat. Secara geografis
Bujur Timur. diatas
2000
Bandung
permukaan
gunung
merupakan
Perahu,
dataran
timur
oleh gunung
bangunan
pengoperasian
reaktor mcdan
scismik
tapak
Bandung,
rata-rata
Di sebelah
700 m
utara
Galunggung,
oleh
di sebelah
(1).
fisik yang sudah cukup tua maka perlu
gedung terse but yang dapat menunjang terhadap
Pusat
Selatan dan 107°37'
dan di sebelah barat oleh Gunung Gede
usia reaktor khususnya
oleh
di kota
ketinggian
gunung-gunung.
dikaji kelayakan
karaktcristik
terletak
tinggi dengan
oleh
di sebelah
selatan oleh Gunung Papandayan
(P3TkN)
yang dikelola
terletak pada 6°57' Lintang
laut dan dikelilingi
Tangkuban
Melihat
Nuklir
fasilitas
keselamatan
bahaya
seismik.
Dalam
rcaktor,
digunakan
zona
memahami sumber
Indonesia
dan peta bahaya gempa bumi dengan periode perulangan
Kertapati
dkk)(3) sehingga
akan mempermudah
dan kelangsungan mekanis
gempabumi
di
100 th, (Engkon
kit a dalam pemantauan,
pengukuran
K. dan
mitigasi dari gempa bumi terhadap suatu daerah. Nilai identik
Peak Grol/nd Acceleration
sebagai
menentukan melihat
intensitas
intensitas
besarnya
lokal
dimiliki
bumi
tempat
dapat
digunakan
(PHA) untuk
pada suatu temp at. Dengan
maka dapat kita tentukan
besarnya
energi yang
gempa tersebut.
kesamaan
dan sifat geologi
gempa-gempa
dangkal
adalah
suatu daerah
lainnya
di suatu
scbagai suatu zona sumbcr gempa (Algermissen gempa
suatu
Acceleration
BANDUNG
dengan
terutama
pada
gempa merusak serta be ban gempa
timbul dan periode perulangan
Jalur
gempa
nilai magnitudenya
SEISMOTEKTONIK
(PGA) atau Peak Horisontal
daerah
tertentu
1976)(2). Dengan
yang mempunyai
dengan struktur geologi (patahan) yang berubungan
354
serta sifat kegempaan dapat
yang
dikatakan
kata lain zona sumber
nilai kegempaan
dan berkaitan
dengan kejadian gempa bumi.
ISSN 1(9) - 7902
Seminar Tahunan I'engawasan I'emanfaatan Tenaga Nuklir - Jakarta. II Dcscmbcr 2003
Seismotektonik Regional Untuk daerah Jawa Barat (Bandung)
secara regional struktur geologi yang
berkembang serta proses kegempaan yang pernah ada dipengaruhi oleh empat (4) zona sumber gempa bumi(3)(Gambar 1) yaitu:
LEGENDA LEGENDS
I. Zoon
SlImbcr
Subd~ksi
JL1\\'a~SJlnw;a(J 2. Zona Sumber Sw:w!era
Selar
FOlllr
Sourre
priJ!Ti
prisma
"cretio"
7. Zona Sumber
fiwll Pala"on
Source
8. Zona Sumbcr
Sukabumi
Nur/h SulUift.ti Thm.H Soura
T«",xI'"
Tar:a:an
,~111YII Ridge 16
Zone
Kutai
Kuwi Ba .•in
H"lm,hern
R';II.flki
Mayu
SUfOfi/-:" 19.
PPSfJ
ZO.
Smut't
Fall!t
Bonda
Bituni Zr:I!f
SelJr Tcr~ra Aidu""
Sumber Gr;:ccn Aru
26. Zona S,mJber
lilne
Serum
Zona Sumber
29.
ZOO"
Obi
Zrm!!
Mamllju
3t1.
11;1, ... ,{,> ... ~ _..,._:, ..J.,,;. .•....,·lt.if,j Iii),. i i Earthquake 1·4 I i Perceived 9M~_21!, ••• ~ • • ,;:f Earthquake Epicentre •.eJ" ,',',.\:_}:U
Legend
- ------1
Scale:
I
"' I·a
m •••••••••••••• ____
N
·11
City
Gambar 5. Oistribusi gcmpa bumi yang dirasakan
2.
•_________
1 : 8,500,000 ; ! ___
.
__________
1
di Jawa Barat 1923-2003
Dari data sumber gempa maka dapat di lakukan perhitungan jarak antara daerah telitian (P3 TkN) dengan sumber gempa (Epicentrum)
dan mendapatkan jarak
minimum sumber gempa terhadap daerah telitian. Tabcll.
Tabcl penentuan
harga R Uarak) epicentre terhadap
Kedalaman 130 2 14 33 100 R 62 41,11 136,345 41,704 107,28 25,578 107,91 107,5 25,5 3,9 4,3 6,0 -7,23 -6,84 -7,07 25,5 55,50 116,532 108,1 108,2 6,1 5,8 -7,66 53,44 -6,98 98,67 114,369 55,246 107,29 5,5 -6,58 Sumbcr Bujur Mag 11 Lintang
(H)
360
tapak reaktor
Seminar Tahunan Pengawasan
ISSN 1693 - 7902
Pemanfaatan Tenaga Nuklir - Jakarta, II Dcsembcr 2003
Harga R didapat dari : R =--J
/12
+ H2
(2)
,
dimana R = jarak terdekat daerah telitian terhadap sumber gempa
= jarak epicentrum terhadap tapak
/1
H = kedalaman sumber gempa Hasil perhitungan ditunjukkan pada tabel 1. 3.
Di asumsikan bahwa tingkat getaran dengan menggunakan percepatan puncak horisontal (PHA). Dengan menggunakan rumus yang dikembangkan oleh Cornell untuk gempa dengan M antara 3,0 hingga 7,0 dan Cornell:
jarak
dari 20 - 200 km.
Ln PHA (gals) = 6,74 + 0,859 M - 1,80 In (R+25)
(3)
Berdasarkan hasil perhitungan (lihat Tabel 2), sumber gempa zona 2 adalah yang paling berpengaruh
terhadap tapak reaktor. Sumber gempa itu menghasilkan
percepatan puncak gempa 0,046 G pada tapak. Tabel 2. Tabel penentuan nilai PHA pad a tapak 1.8 .PHA x In 0.859M 6.74 PHA (R+25) 136,345 6,0 3,9 5,8 5,5 25,578 55,246 4,7245 17,6935 13,1668 9,1504 5,154 46,012 0,0154 7,0623 7,8932 0,0460 0,0214 0,0177 0,0132 3,8289 Sumber 114,369 6,1 4,3 41,704 6,74 5,2399 3,6937 3,3501 4,9822 20,6497 6,74 21,443 15,543 7,5605 8,9145 8,8868 2,7436 3,0654 2,8732 2,5777 3,0278 R116,532 (km) 0,0206 (G) (2als) MLnPHA
4.
Bahaya paling potensial yang terjadi pada tapak adalah berasal dari sumber gempa dengan magnitude 5.8 skala richter pada tapak reaktor. Gempa ini teljadi pada jarak 53,44 km dari tapak dan menghasilkan percepatan puncak gempa sebesar 0,046 G.
Penentuan
Intensitas Gempa Merusak
Ukuran tingkat kerusakan suatu bangunan akibat bencana gempa bumi ditentukan berdasarkan besamya intensitas yang terjadi di daerah yang dilanda gempa. Untuk menentukan
besar
kecilnya
intensitas
gempa
dihitung
dengan
menggunakan
percepatan gempa pada tanah Sebagai skala pembanding untuk menentukan tingkat kerusakan suatu bangunan sipil akibat gempa menggunakan skala standar internasional
361
Seminar Tahunan Pengawasan Pemanfaatan .•Tenaga Nuklir - Jakarta, 11 Desember 2003
ISSN 1693 - 7902
Modified Mercalli Intensity (MMI) dari Mercalli kemudian diperbaiki oleh Newman. Hubungan kasar antara skala Modified Mercalli dan percepatan maksimum permukaan tanah dapat dinyatakan dengan rumus
(6)
:
Lo g a = 1/3 . I - 1/2
(4)
atau Log a = 1/3. I + ~ Hubungan
(5)
terse but sebenarnya
sangat kasar (subyektif)
tergantung
pada
tingkat/kualitas bangunan, keadaan panik dan tidaknya pada saat terjadinya gempa dll. Namun demikian skala ini digunakan oleh para Seismologi sebagai faktor pembanding untuk penentuan tingkat kerusakan. Berdasarkan data yang diperoleh pada Tabel 1, maka dapat dihitung tingkat intensitas gempanya. Earthquake source 1 : Log a = 1/3 . 1-
Y2
Log 21,443 = 1/3 . I -
I = 5.549 MMI
Y2
Atau Log b = ~ . I - ~ Log 21,443 = ~ . I + 1/4
I = 4.325 MMI
Tabcl 3. Perhitungan nilai Intensitas 5.8(gals)M5.129 13.1668 17.6935 46.012 21.443 15.543 6.1 6.0 4.3 3.9 5.5 6.554 5.549 4.908 5.296 20.6497 5.499 PHA I (MMI) Sumber gempa
Berdasarkan hasil perhitungan yang tercantum pada Tabel 2 diatas maka dapat dikatakan bahwa percepatan puncak gempa pada tapak dengan nilai PHA terbesar 46.012 (E-2) menghasilkan lntensitas kerusakan terbesar pula pada struktur bangunan. Seperti yang tampak pada gambar 6 di bawah ini menunjukkan grafik nilai antara PHA (gals) dengan lntensitas (1). Menunjukkan harga PHA berbanding lurus dengan besarnya lntensitas, artinya semakin besar nilai PHA maka semakin besar pula harga lntensi tas.
362
Seminar Tahunan Pengawasan
ISSN 1693 - 7902
Pemanfaatan Tenaga Nuklir - Jakarta, 11 Desember 2003
PHA vs I 7
~:~i Luuu:u
.
:E 5.75 5.5 _:E 5.25
.......
5 4.75 ~ 4.5 ~ 4.25 ~ 4 10
0
~o
0
••••••
0 ••
. ---
--
--
.
. 30
20
40
50
PHA (Gals)
Gambar 6. Nilai PHA (gals) dengan I (Intensitas) Seperti yang tercantum dalam tabel 4 tentang Skala Modify Mercalli Intensity (MMI) yang digunakan sebagai skala pembanding untuk menjelaska,n tentang tingkat kerusakan bangunan akibat gempa yang kemudian dibandingkan dengan skala Richter. Tabel 4. Perbandingan
nilai magnitude terhadap
intensitas
II IIII Vbumi. MMI TidakUmum teras a Benda-benda IV gempa Getaran dirasakan seperti ada truk berdiri yangringan kecil yang tingkat atas tempat-tempat tinggi. yang barang yang atau tergantung bergoyang; barang yang bergerak; belah pecah; pintu-pintu terbuka tertutup pigura-pigura di dinding Richter lewat. jalannya.Barang-barang bergerak; lonceng terpelanting berhenti (mati) menjadi tidak cocok digantung bergoyang gemerincing; dinding rumah dan rangka rumah dapat berbunyi. Terasa seperti di ada dalam barang rumah berat seperti yang ada menabrak truk berat dinding yang lewat, rumah. atau Barangteras jendela, barang pecah belah pecah; pintu-pintu berderik; gelas-gelas bergerak-gerak dan dapat tumpah; gerabah ,atau jendela dan barang pecah Terjadi dalam rumah, tetapi ban yak yang tidak menyangka kalau adaa Dapat dirasakan di bandul luar rumah. Orang tidur terbangun; cairan tampak
3,0 - 3,9 4,5 4,9 4,0-4,5 2-2,9 oleh orang yang berada dalam keadan istirahat, terutama pada
363
Scminar Tahllnan I'cngawasan I'cman!:latan Tcnag;I NlIklir - Jakarta, II Dcscmhcr 2003
Richter
5,0 - 5,9
6-6,3
MMI
VI
VII
VIII 6,4 - 6,6
6,7 - 6,9
7,0 - 7,5
IX
X
7,6 - 7,9
XI
8 - 8,6
XII
ISSN 1693 - 7902
Umum
Terasa oleh sernua orang. Banyak orang lari ke luar karena terkejut; orang yang berjalan kaki terganggu; jendela, gerabah barang peeah belah peeah; barang-barang keeil, buku-buku jatuh dari raknya; garnbar-garnbar jatuh dari dinding; rneubel-meubel bergerak atau terputar; plester dinding yang lernah peeah-peeah; bel-bel gereja berbunyi; pohon-pohon terlihat bergoyang. Dapat dirasakan oleh sopir yang sedang mengemudi mobil. Orang yang berjalan kaki susah untuk dapat berjalan dengan baik; eerobong asap yang lemah peeah pada tempat setinggi langit-Iangit; barangbarang peeah belah peeah; tembok yang tidak kuat peeah-peeah ; plester ternbok, batu-batu ternbok yang tidak terikat dll jatuh; terjadi sedikit pergeseran dan terjadi lekukan-Iekukan pada tumpukan turnpukan pasir dan batu kerikil; air menjadi keruh; bel-bel yang besar berbunyi; selokan irigasi rusak. Mengemudi rnobil terganggu. Bangunan-bangunan yang kuat rnenderita kerusakan-kerusakan dengan ada bagian-bagian yang runtuh; terjadi kerusakan pada alat rumah tangga; juga terjadi kerusakan-kerusakan pada tembok-tembok yang dibuat tahan terhadap getaran-getaran horisontal (horisontal stress); beberapa bagian dari ternbok jatuh; eerobong asap, monumen-monumen, rnenara-menara, tangki-tangki air yang di atas berputar atau jatuh; rangka rumah berpindah dari pondamennya; dinding yang tidak terikat jatuh (terlempar); eabang-eabang pohon patah dari dahannya; tanah-tanah yang basah dan lereng-Iereng euram terbelah. Menyebabkan umum menjadi panik. Bangunan-bangunan yang tidak kuat haneur; bangunan-bangunan yang kuat menderita kerusakan berat; terjadi kerusakan pada pondasi dan rangka-rangka bangunanbangunan; pipa-pipa dalam tanah putus; tanah-tanah alluvium terbelah; lurnpur dan pasir keluar dari dalam tanah. Pada umurnnya sernua tembok-ternbok dan rangka rumah rusak. Beberapa bangunan dari kayu yang kuat dan jembatan-jembatan rusak; terjadi kerusakan berat pada dam-dam, tanggul-tanggul, tambak-tambak; terjadi tanah longsor yang besar; air dalam kolam, sungai, danau munerat; di pantai dan tanah-tanah rata, terjadi perpindahan ternpat seeara horisontal antara pasir dan lumpur; jalanjalan kereta api sedikit rnenjadi bengkok. Pipa-pipa di dalarn tanah sarna sekali rusak ; reI-reI kereta api menjadi bengkok-bengkok. Bangunan-bangunan hanya sedikit yang tetap berdiri. Pipa dalam tanah tidak dapat dipakai sama sekali. Tanah terbelah. Terjadi bene ana alam; seluruh bangunan menderita kerusakan ; batubatu, barang-barang yang besar-besar berpindah; barang-barang terlernpar ke udara. Haneur sarna sekali, gelombang tampak pada permukaan tanah
364
ISSN 1693 - 7902
Seminar Tahunan Pengawasan Pemanfaatan Tenaga Nuklir - Jakarta, II Descmbcr 2003
Hubungan antara strain-energi E yang dilepaskan dan magnitude pada suatu gempa dinyatakan dengan rumus Log E dimana
(8).
= 114 + 1,5 M
(6)
E = energi (erg) M = magnitude (richter)
Hasil perhitungan diberikan pada tabel 5 dan gambar 7.
Tabel 5. Perhitungan nilai energi gempa berdasarkan Magnitudenya 1.5M 1.5 11.4+1.5M 911.4 6 E17 11,420,4 9,15 5,85 1,5 11,4 20,55 19,65 17,25 17,85 20,1 7,08E+ 1,78E+17 5,5 6,45 8,25 11,4 8,7 2,51 1,26E+20 4,47E+ 3,55E+20 6,1 4,3 5,8 3,9 E+20 19 1,5 Sumber gempabumi ·C
M
Mvs E
gC)
w 18.5
20 19 21 18 4
Q; 19.5 ..J 17.5 17 .-20.5 3.5
4.5
5
5.5
6
6.5
M (Richter) L......-.
._.__.
...
J
Gambar 7. Nilai energi (Log E) terhadap magnitude Berdasarkan hasil yang tampak dari diagram di atas ditunjukkan bahwa besarnya energi yang ditimbulkan oleh gempa berbanding lurusdengan
Magnitudo gempanya, artinya
bahwa semakin besar Magnitudo itu maka semakin besar pula energi yang ditimbulkan,
365
~'H·IIIIII,II
t
namun
;1111111.111 I'\"II!-,-.I\\
;I~;III
1'\'111.1111.1,11,111
I Cllarll
.1111\111 la,
Nuklll
hal itu tidak mencirikan
tingkat
akibat gcmpa. Adaplln faktor-faktor
II I h:~l'Illhl'l
secara
ISSi'J
.'Otll
khusus
yang mcnentllkan
tingkat
kerusakan
besar kecilnya
110'11
/'HI.'
bangunan
intensitas
adalah :
1. Kualitas bangunan 2.
Jarak antara epicenter terhadap lokasi pengamatan
3.
Kondisi geologi setempat
4.
Keadaan
panik dan tidak sewaktu terjadi gempa.
Penentuan Kemungkinan Bahaya Gempa Digunakan data
metode perhitungan
dan
analisis
Magnitude
yang
dari
gempa
mempunyai panjang
California
sebagai
(probabilitas)
tahunan dari magnitude
Log Dimana
Am
dari
cukup
periode
(Gb. 8) ini mempunyai
= a - bm
yang melakukan
beberapa besar
perulangan
yang besar,
Am
(6)
pengumpulan
periode
untuk
Mereka
membagi
gempa
atau
mencari tiap
kemungkinan
dari gempa dengan magnitude
persamaan
m.
sebagai berikut :
'"
(7)
:
Am
= nilai tal1U~an rerata dari magnitude
lOa
= mean tahunan gempa
b
= hubungan besar dan kecilnya gempa
Berdasarkan 0,046
selama
perbedaan
magnitude
Metode Gutenberg-Richter
Gutenberg-Richter
hasil perhitungan
G dan lntensitas
perulangan
gempa tersebut,
6,554
m
di mana sumber gempa no. 2 yang memiliki MMI
maka
akan kita hitung
dengan menggunakan
366
metode ini.
berapa
nilai PHA
waktu
periode
Seminar Tahunan Pengawasan
ISSN 1693 - 7902
Pemanfaatan Tenaga Nuklir - Jakarta, II Dcscmber 2003
500
100
10 log I'm
AipidG belL'0.11 .. ~
0.01
;..
i j
o 0.00 1
Magnitude
L•••
:•••••••
'-.
6
7
8
(a) Gambar parameter
4. (a)
·•••
[)
··•
m 10
(b)
Hukum
pengulangan
a clan b. dan (b) Penggunaan
Gutenberg-Richer, Hukum
Il1cmpcrlihatkan
Gutenberg-Richer
mean
dari
pad a data gempa.
Indonesia berdasarkan tatanan tektonik dunia masuk dalam dua jalur dunia, yaitu Sirkum Pasifik (Circumpacific
Belt) yang meliputi
gempa
Chili, Ecuador,
California, Kepulauan Aleutian, Jepang, Philipina, Sulawesi Utara, Kepulauan Maluku, Irian, Melanesia, Earthquake
Polynesia
dan Selandia
Belt atau Trans Asiatic
Baru dan Sirkum Mediterania
Earthquake
Belt)
yang meliputi
(A/pide Azores,
Pegunungan Alpine di Eropa, Asia Kecil, Irak, Iran, Afganistan, Himalaya, Burma, Sumatera, Jawa, Nusa Tengara dan Irian Data seismic Magnitude
(8).
yang berhasil diperoleh
5,8 yang menghasilkan
0,046 G kita masukkan kedalam
pada tapak reaktor dengan dengan
Percepatan Puncak Gempa Horisontal
terbesar
gambar 8 (b) untuk menentukan besarnya periode
ulang gempa. Maka besarnya periode ulang gempa dengan magnitude 5,8 adalah : Gempa M 5,8 =
1
10/ tahun
= 0,1 tahun = 10 tahun sekali.
Maka gempa dengan Magnitude 5,8 memiliki periode ulang gempa 0,1 tahun dengan kata lain bahwa gempa tersebut dapat kembali terjadi setiap 10 tahun sekali.
367
ISSN 1693 - 7902
Seminar Tahunan Pengawasan Pemanfaatan Tenaga Nuklir - Jakarta, II Oesember 2003
KESIMPULAN Berdasarkan hasil perhitungan yang telah dilakukan maka dapat di simpulkan sebagai berikut : 1.
Perhitungan penentuan nilai PHA dengan menggunakan metode kritikal point dari epicentre, menghasilkan nilai terbesar pada epicentre dengan jarak 55,246 km sebesar 0,046 G. Letak epicentre ini secara geografis pada 6°58'8" LS dan 108°6' BT.
2.
Besarnya nilai PHA berbanding lurus terhadap intensitas gempa yang terjadi semakin
besar PHA yang ditimbulkan
maka makin
besar pula
intensitas
gempanya, artinya makin besar pula kerusakan yang dapat terjadi dari terse but. 3.
Energi yang ditimbulkan
suatu gempa besarnya
tergantung
gempa
pada besarnya
magnitude gempa yang terekam oleh Seismograf, semakin besar magnitude yang diperoleh
maka semakin
besar pula energi yang ditimbulkan
namun tidak
berpengaruh secara mutlak pada intensitasnya. 4.
Periode ulang gempa digunakan sebagai standar untuk menentukan probabilitas gempa akan dapat terjadi kembali pada waktu tertentu. Berdasarkan perhitungan yang telah dikerjakan gempa dengan magnitude 5,8 yang diperkirakan sebagai gempa dengan nilai PHA terbesar menghasilkan periode ulang gempa sebesar 0,1 tahun atau 10 tahun sekali.
5.
Indonesia khususnya daerah Bandung sebagai wilayah yang dilalui oleh dua jalur sirkum gempa dunia yaitu Sirkum Pasifik (Circumpacific
Belt) dan Sirkum
Mediterania (A/pide Earthquake Belt atau Trans Asiatic Earthquake Belt) maka perlu dilakukan analisis seismik yang terpadu meliputi semua perhitungan baik secara deterministik maupun probabilistik untuk mendapatkan hasil yang akurat sehingga program mitigasi terhadap bencana gempa bumi dapat dilakukan secara terarah dan terpadu.
368
Seminar Tahunan Pengawasan
ISSN 1693 - 7902
Pemanfaatan Tenaga Nuklir - Jakarta, 11 Descmbcr 200J
DAFTAR PUSTAKA 1.
Laporan Analisis Keselamatan, Reaktor TRIGA 2000 Bandung, Rev 2, 2001;
2.
Algermissen,
S. T. Perkin, O. M., A Probabilistic
Estimates
of Maximum
Accelaration in the Rock in the Continguous United State, 1976; U. S. Geological Survey Open File Report 76 - 416; 3.
Kertapati, E. K.; Aplikasi Zona Sumber Gempa Bumi dalam Aspek Teknik Gempa, Pertemuan Ilmiah Ikatan Ahli Konstruksi Indonesia (HAKI), 1995;
4.
P. H. Silitonga, Peta Geologi Bandung, Jawa, 1973;
5.
Kertapati, E. K. Pemahaman
Gempa Bumi dalam Upaya Menurunkan Resiko
Bahaya Gempa Bumi, Seminar Teknologi Pengurangan Oampak Gempa Bumi dan Tsunami, 1995; 6.
Richter,. Elementary Seismology , WH Freeman And Co., San Fransisco and London, 1958;
7.
Akiyama,· H and Nishiyama International
Institute
I; Earthquake
of Seismology
Resistant
and Earthquake
Limit State Design, Engil1eering (IISEE),
Tsukuba,Japan,1999; 8.
Tjokrodimulyo. K, Teknik Gempa, Nafiri Offset, 1997.
DISKUSI Pertanyaan (Darwis, P2TRR - BATAN) Oari gambar 4.2. terlihat grafik PHA VS.M seharusnya tidak bisa terbuat karena lokasi sumber gempanya berbedatidak sesuai dengan rumus cornell Ln PHA (gals) = 6.74 + 0.859 M - 1.80 In (R+25) M bertambahjika
R tetap -.
PHA bertambah (misallokasi i)
Jawaban (Akhmad Muktaf PPKRe - BAP ETEN) Akan kami revisi dan lihat lebih jauh, memang dalam melakukan perbandingan harus diseuaikan dengan persamaan yang ada.
369
View more...
Comments