The Correlation Between Cell Death, Vaskularization, and
Short Description
Download The Correlation Between Cell Death, Vaskularization, and...
Description
The Correlation Between Cell Death, Vaskularization, and Lymphocyte Reaction in Servical Cancer Squamous Cell Carcinoma Hubungan Antara Cell Death dengan Vaskularisasi dan Reaksi Limfosit Squamous Cell Carcinoma Kanker Serviks Ike Jannati Utami1, Indrayanti2 Mahasiswa Strata-1 Pendidikan Dokter UMY1 dan Bagian Patologi Anatomi FKIK UMY2 Abstract
Abstrak
Background: Cervical cancer is one of the health problems in women who occupy the incidence and mortality rates in the world's 4th highest with a mortality rate of more than 288,000 women each year. There are two types of cervical cancer, namely, Squamous Cell Carcinoma (SCC) and adenocarcinoma. Approximately 80% - 90% of cervical cancer is a type of SCC.
Latar belakang : Kanker serviks merupakan salah satu masalah kesehatan pada perempuan yang menempati angka kejadian dan angka kematian tertinggi ke 4 di dunia dengan angka kematian lebih dari 288.000 wanita tiap tahunnya. Terdapat 2 jenis kanker serviks yaitu, Squamous Cell Carcinoma (SCC) dan adenocarcinoma. Sekitar 80% - 90% dari kanker servik adalah jenis SCC.
Aims: To investigate the biological behavior of cancer cells Squamous Cell Carcinoma of the cervix types associated with cell death, vascularization, and lymphocyte reaction.
Tujuan : Mengetahui biological behavior sel-sel kanker serviks jenis Squamous Cell Carcinoma berkaitan dengan cell death, vaskularisasi, dan reaksi limfosit.
Methods: This study was a non-experimental crosssectional approach. The sample used was a preparation Pathology cervical cancer types SCC. The data analysis using Pearson test, with significant value of p
nilai p < 0,05 berarti memiliki
0,05
nilai perbedaan yang signifikan
berarti
tidak
memiliki
5
didapatkan rata-rata pada pada
b. Hubungan antara Nekrosis
nekrosis adalah 9,4 ± 3,44 dan
dengan Vaskularisasi.
nilai rata –rata limfosit adalah
Hubungan
37,69 ± 12, 15. Selain itu
dengan limfosit yang terjadi
didapatkan nilai p pada limfosit
pada kanker serviks telah
adalah p = 0,095 (p > 0,05)
dianalisis menggunakan uji
menunjukkan
tidak
Pearson.
yang
Pearson dapat dilihat pada
terdapat
bahwa
hubungan
signifikan
antara
nekrosis
antara
Hasil
nekrosis
dari
uji
Tabel 4 berikut :
dengan limfosit.
Tabel 4. Hubungan antara nekrosi dengan vaskularisasi pada kanker serviks jenis SCC
Mean + SD 9,37 ± 3,44 1230 ± 955,59
Nekrosis Vaskularisasi
P 0,003
Correlation 0,461
SD = Standar deviasi. Diuji dengan Pearson.
Pada Tabel 4, p = Nilai
nilai rata –rata vaskularisasi
signifikasi dimana jika nilai p >
adalah 1230 ± 955,59. Selain itu
0,05
didapatkan
berarti
tidak
memiliki
nilai
p
pada
perbedaan yang signifikan dan
vaskularisasi adalah p = 0,003 (p
niali p < 0,05 berarti memiliki
< 0,05) menunjukkan bahwa
nilai perbedaan yang signifikan
terdapat
didapatkan rata-rata pada pada
signifikan antara vaskularisasi
nekrosis adalah 9,37 ± 3,44 dan
dan
6
hubungan
nekrosis.
Arah
yang
dari
correlation
positif
diekspresikan
searah,
pada manusia sebagai akibat dari
semakin besar nilai nekrosis
keadaan hipoksia intratumoral
maka semakin besar pula nilai
serta sebagai perubahan genetik,
vaskularisasi.
seperti mutasi fungsi onkogen
(0,461)
bernilai
yang berarti
(misalnya,
Pembahasan
dalam
kanker
ERBB2)
dan
kerugian fungsi mutasi pada gen Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui
supresor tumor (misalnya, VHL
biological
dan PTEN)12. Dengan adanya
behavior sel-sel kanker serviks
terbentuknya
jenis Squamous Cell Carcinoma
ini menunjukkan banyaknya sel
berkaitan dengan cell death, vaskularisasi,
dan
neovaskularisasi
yang mengalami hipoksia dan ini
reaksi
salah
limfosit.
satu
penyebab
dari
terjadinya kematian sel. Dalam ini
keadaan hipoksia, HIF 1- α akan
hipotesis
masuk dan terakumulasi dalam
bahwa terdapat hubungan antara
nukleus, dimana HIF 1- α ini
cell death dengan vaskularisasi
merupakan tranduksi ekspresi
pada kanker serviks jenis SCC.
sinyal dari gen beberapa protein,
Terbentuknya
neovaskularisasi
di antaranya adalah beberapa
pada tumor diakibatkan karena
protein penting bagi sel kanker
adanya
dalam menginduksi
Pada peneliti
penelitian
memiliki
Hypoxia
Inducible
peristiwa
angiogenensis sel endotel9.
Factor 1-α (HIF 1-α) yang
7
Faktor yang menginduksi angiogenesis
adalah
pertumbuhan
dasar
HIF-1α telah dianggap
faktor
sebagai
penanda
endogen
fibroblas
hipoksia. Tingginya nilai HIF-
(bFGF) dan faktor pertumbuhan
1α memiliki arti yang sangat
endotel
penting
vaskular
(VEGF).
terhadap
prognosis
Meskipun faktor angiogenesis
kanker serviks. Selain itu HIF-
diproduksi oleh berbagai jenis
1α
sel, tapi hanya terbatas pada
prakanker serviks, endometrium,
pada sel endotel saja. Dari
payudara, dan prostat7.
beberapa
penelitian
faktor
mempengaruhi
bcl
yang
pembentukan
menghasilkan
angiogenik,
tetapi
menginduksi
pada
lesi
–
2
mampu
untuk
mengaktifasi protein HIF 1-α dan
kapiler baru. Sel tumor tidak hanya
terlihat
Adanya reaksi transkripsi
menyebutkan bahwa tumor juga mengandung
juga
VEGF
memediasi
faktor
sehingga
juga
yang
dapat
neovaskularisassi, berdampak
pada
pertumbuhan tumor yang lebih
molekul
agresif17.
antiangiogenesis. Hipoksia sel tumor
akan
Hypoxia-inducible (HIF-1α) mengendalikan
Pada
membebaskan
yang
keadaan
normal
pergantian dan pembaruan sel
factor-1α
terjadi sesuai dengan kebutuhan
akan
melalui
transkripsi
proliferasi
sel
dan
apoptosis di bawah pengaruh
VEGF11.
proto-onkogen dan gen supresor 8
tumor13. Bila terjadi gangguan
angiogenik
oleh bahan karsinogen yang
menghambat
menyebabkan
angiogenesis (Takahashi et al.,
proto-onkogen
berubah menjadi onkogen, maka akan
terjadi
proliferasi
dan
faktor
yang proses
2003).
sel
HIF
abnormal yang tidak diimbangi
merupakan
1-α
faktor transkripsi yang secara
16
dengan terjadinya apotosis sel . Proliferasi
yang
langsung
berperan
sebagai
tidak
transactivates gen penting untuk
terkendali menyebabkan ukuran
pertumbuhan dan metabolisme
suatu neoplasma atau tumor
tumor6.
mencapai ukuran yang lebih besar,
sehingga
pembentukan
Pada penelitian akhir-
diperlukan
akhir ini, telah banyak diteliti
neovaskularisasi
bahwa angiogenesis adalah salah
guna mendukung nutrisi jaringan tumor
baru,
yaitu
satu
dengan
menyediakan
seperti IGF (Insulin like Growth PDGF,
(GM-CSF)
granulosit
dan
dikontrol
keseimbangan
antara
yang
tumor, terjadi karena ketidak seimbangan
IL-1
antiangiogenesis
(Robbins, 2005). Pertumbuhan tumor
tempat
kondusif untuk perkembangan
macrophage colony stimulating factor
penyebab
kanker serviks. Angiogenesis
menstimulasi sekresi polipeptida
Factor),
mekanisme
antara dan
faktor
proangiogenesis jaringan. VEGF
oleh
telah
faktor
diidentifikasi
sebagau
pemicu yang paling penting 9
pada
angiogenesis
dengan
status redoks dari sel. Melalui O2
permebialitas
dan H2O2, MnSOD memiliki
pembuluh darah dan mitogen
peran biphasic terhadap regulasi
yang memiliki efek pada sel
ekpresi gen HIF 1-α, sehingga
endotel.
dapat menekan dampak hipoksia
meningkatkan
Dari
studi
menunjukkan digunakan
terbaru
CD105 sebagai
pada jaringan19.
dapat penanda
Hipotesis
spesifik pada pembuluh serviks yang
baru
terbentuk,
yang
dengan
invasi
berhubungan
yang
dibuat
oleh penulis adalah terdapat hubungan
antara
cell
death
dengan vaskularisasi dan cell
14
tumor .
death dengan limfosit. Sesuai
Pada saat ini HIF 1-α juga
telah
dengan penelitian sebelumnya
dikembangkan
yang
telah
sebagai terapi adjuvant pada
Ujianto
terapi
tumor.
dilakukan
(2010)
oleh
melaporkan
Pada
keadaan
bahwa terdapat hubungan antara
1-α
berperan
jumlah limfosit dengan jaringan
pengendalian
tumor, semakin besar tumor
respon selular. Enzim MnSOD
maka semakin sedikit jumlah
merupakan enzim antitoksidan
limfositnya8.
hipoksia, penting
HIF dalam
endogen yang berperan sebagai
Sebukan
scavenger O2 yang menghasilkan
disekitar
H2O2 dan O2 sehingga aktivitas MnSOD akan
histologik
mempengarugi
prognosis 10
sel
sel
limfosit
kanker
secara
memiliki
nilai
yang
baik
karena
kecepatan kanker
pertumbuhan
yang
akan
sel
menjadi bagian sel ini dan
menurun
sitokin
yang
berbeda
dapat
secara in vitro, beberapa sel
memediasi respon imun. Sebagi
imun di sekitar sel kanker
contoh, adanya induksi dari IL-
terbukti dapata membunuh sel
12 dan interferon-γ (IFN-γ), sel
kanker
(Banu,
T CD4+ bisa berdidiferensiasi
Hubungan
antara
menjadi
limfosit
yang
disekitarnya
2011). banyaknya
sel
memproduksi
Th1
dan
IFN-γ. Dengan
ditemukan di antara kelompok
adanya induksi dari IL-4, sel T
sel kanker secara histologik akan
CD4+
berhubungan dengan prognosis
menjadi menjadi sel Th-2 dan
pada kanker serviks2.
sekret IL-4, IL-5, dan IL-133.
Sel imunitas dan sitokin pada
kanker
berdiferensiasi
Sel yang berasal dari
bisa
thimus atau sel T berjumlah 60-
penegak
70% dalam sirkulasi darah. Sel
diagnosis. Di antaranya adalah
T berhubungan dengan sistem
sel TCD4+termasuk didalamnya
imunitas
sel T helper tipe 1 (Th1), sel T
muncul ketika sel
helper tipe 2 (Th2), CD4+
mampu bekerja sendiri. Pada sel
CD25+regulatory sel T (Treg)
T terdapat T cell receptor (TCR)
dan sel T helper 17 (Th17).
yang merupakan heterodimer
Dalam situasi yang berbeda sel
protein yang tersusun atas rantai
digunakan
T
serviks
bisa
sebagai
CD4+bisa
seluler
tubuh B
dan tidak
α dan β yang diikat disulfida.
berdiferensiasi
11
TCR berguna untuk membantu
8 menunjukkan bahwa terdapat
sel T mengenali suatu fragmen
peradangan.
protein. Selain TCR α β terdapat
dibanyak jenis sel, diantaranya
juga
monosit,
TCR
δγ
yang
dapat
sel
IL-8
diproduksi
mesotelial,
sel
mengenali molekul nonprotein
endometrial, dan sel kanker
dan berperan penting dalam
serviks.
mempertahankan imunitas atas
mengaktifkan
serangan yang terus menerus
sinyal yang akan menuju ke
oleh patogen ekstrasel. Sel T
reseptor permukaan sel (IL-1
juga
mengeluarkan
dan IL-2). Telah diketahui IL-8
sejumlah molekul lain, seperti
yang menyebabkan migrasi dan
CD4
metastasis sel kanker dengan
akan
dan
CD5.
Selama
Sitoksin
ini
akan
beberapa
jalur
berlangsung pengenalan antigen
mengatur
oleh sel T, CD4 akan berikatan
metalloproteinases MMP2 dan
dengan Major histocompatibility
MMP97.
complex (MHC) kelas II dan
sekresi
matrix
Persentase sel T dan sel
saat yang bersamaan CD8 akan
T
berikatan dengan MHC kelsa I11.
subsets
di
darah
mengindikasikan
tepi status
Selain sel-sel imunitas
fungsional dari sistem imun.
yang telah disebutkan diatas,
Dianalisis dengan cara melihat
tubuh juga memiliki sel sitokin
levels dari CD3+ sel T, CD4+ sel
salah satunya adalah Interleukin
T, CD8+ sel T, dan ratio
8 (IL-8), adanya peningkatan IL-
CD4+/CD8+.
12
Persentase
sel
Th17 dan sel Treg meningkat
tidak terdapat hubungan antara
pada
Pada
cell death dengan vaskularisasi
perkembangan kanker serviks
dan reaksi limfosit. Hal ini tidak
sel
berkolerasi
kanker
Treg
serviks.
memiliki
peranan
dengan
penelitian
penting. Pada pasien kanker
serta teori-teori yang telah ada.
serviks immune toleranec akan
Adapun faktor penyebab yang
berkaitan
mengakibatkan nilai signifikasi
erat
dengan
pertumbuhan tumor, dan secara tidak
langsung
menjadi tidak bermakna yaitu :
menyebabkan
1.
Jumlah sampel penelitian
3
tumorigenesi . Pada
yang terbatas, yaitu hanya penelitian
ini
terdapat 39 sampel kanker
peneliti memiliki hipotesis yaitu
serviks jenis SCC. Hal ini
“Terdapat hubungan antara cell
akan mempengaruhi hasil
death dengan vaskularisasi” dari
dari penelitian yang tidak
hipotesis
valid.
ini
memiliki
nilai
signifikan p = < 0,05 yang
2.
berarti terdapat hubungan antara
masih tidak teliti karena
cell death dengan vaskulariasi dan
hipotesis
yang
perhitungan
lain
tidak menggunakan image
death degan reaksi limfosit” dari ini
memiliki
masih
menggunakan cara manual
“Terdapat hubungan antara cell
hipotesis
Perhitungan sampel yang
7.
nilai
signifikan p= > 0,05 yang berarti
13
3.
Kesalahan
dalam
2. Tidak terdapat hubungan
perhitungan luas, baik itu
yang signifikan antara cell
luas
luas
death dengan reaksi limfosit
jumlah
pada kanker serviks jenis
tumor,
vaskularisasi,
limfosit dan nekrosis pada
SCC
preparat.
Saran
Kesimpulan
1. Perlu diadakan penelitian
Penelitian
ini
untuk
dengan jumlah sampel yang
mengetahui hubungan antara cell
lebih banyak dan mencakup
death dengan vaskularisasi dan
populasi yang luas, sehingga
hubungan
memberikan
antara
dengan reaksi
cell
death
limfosit
pada
jenis
SCC,
kanker
serviks
setelah
dilakukan
hasil
yang
bermakna. 2. Perlu dilakukan penelitian
pembacaan
lebih
preparat secara mikroskopis dan
lanjut
mengenai
Biological Behaviour dari
dianalisis menggunakan program
jenis
SPSS dapat disimpulkan bahwa:
tumor
untuk
mengetahui tentang reaksi
1. Terdapat hubungan yang
limfosit, vaskularisasi dan
signifikan antara cell death
cell death. Terutama pada
dengan vaskularisasi pada
HIF 1α, Pada saat ini HIF
kanker serviks jenis SCC
1α
sudah
dikembangkan
14
mulai sebagai
terapi
adjuvant
untuk
kanker.
Daftar Pustaka
1.
2.
3.
4.
5.
6.
10. Mitchell, R. N., & Cotran, R.S. (2007).Jejas, adaptasi, dan kematian sel. In Kumar,. Cotran,. Robbins (Eds.), Buku Ajar Patologi Robbins (7thed.). Jakarta : EGC.
Anoname.(2014). Cervical cancer risks and causes.Cancer Research UK. Diakses pada tanggal, 6 April 2014 , dari http://www.cancerresearchuk.org/cancerhelp/type/cervical-cancer/about/cervicalcancer-risks-and-causes
11. Mitchell, R. N., &Kumar, V. (2007). Penyakit Imunitas. In Kumar., Cotran., Robbins (Eds.), Buku Ajar Patologi Robbins (7thed.). Jakarta : EGC.
Anoname (2007).Neoplasma. In Kumar., Cotran., Robbins (Eds.), Buku Ajar Patologi Robbins (7thed.). Jakarta : EGC. Chen, Z., Ding, J., Pang, N., Du, R., Meng, W., Zhu, Y., et al. (2013).The Th17/Treg balance and the expression of related cytokines in Uygur cervical cancer patients.BioMed Central. Departemen Kesehatan Republik Indonesia.(2011, Oktober). Gerakan Perempuan Melawan Kanker Serviks. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Diakses 4 April 2014, dari http://www.depkes.go.id/index.php?vw=2&i d=1668
12. Semenza GL. 2003. Targeting HIF-1 for cancer therapy. Nat Rev Cancer. 3:721 – 732. 13. Silalahi J. 2006. Antioksidan dalam Diet dan Karsiogenesis. Cermin Dunia Kedokteran. 153: 42-47. 14. Stepan, D., Simionescu, C., Stepan, A., Muntean, M., & Voinea, B. (2012). VEGF and CD105 immunoexpression in squamous cervical carcinomas and associated precancerous lesions. Romanian Journal of Morphology & Embryology, 585-589.
15. Strasser, A., Cory, S., & Adams, J. M. (2011). Deciphering the rules of programmed cell death to improve therapy of cancer and other diseases. The EMBO Journal, 3667-3683.
Ding, W., Wu, Y.L., Wang, Y.X., Zhu, F.F. (2014).Characterization of the MicroRNA Expression Profile of Cervical Squamous Cell Carcinoma Metastases .Asian Pacific Journal of Cancer Prevention. Kroemer, G., Galluzzi, L., Vandenabeele, P., Abrahams, J., Alnemri, E.S., Baehrecker, E.H., et al. (2009). Classification of cell death.National Institutes of Health, 3-11.
7.
Liu, L. B., Xie, F., Chang, K. K., Li, M. Q., Meng, Y. H., Wang, X. H., et al. (2014). Hypoxia promotes the proliferation of cervical carcinoma cells through stimulating the secretion of IL-8. Int J Clin Exp Pathol, 575-583.
8.
Ujianto, Agus. (2010) Jumlah limfosit darah tepi dan sebukan limfosit sekitar jaringan tumor pada penderita keganasan payudara yang mendapatkan injeksi vitamin C. Undip Website.
9.
Maxwell, P. 2005. Hypoxia-inducible Factor As a Physiological Regulator. Experimental and Physiology. 90: 791 – 792. Diakses pada tanggal 13 Juli 2014 dari http://ep.physoc.org/content/90/6/791.full
16. Tjandra, L. 2010. Protoonkogen. FK Wijaya Kusuma Surabaya. 17. Trisciuoglio D, Gabellini C, Desideri M, Ziparo E, Zupi G, Del Bufalo D. 2010. Bcl-2 Regulates HIF-1a Protein Stabilization in Hypoxic Melanoma Cells via the Molecular Chaperone HSP90. Plos One; 5(7): e11772. 18. World Health Organization (2013, September).Human papillomavirus (HPV) and cervical cancer. Diakses 8 April 2014, dari http://www.who.int/mediacentre/factsheets/f s380/en/ 19. Zainuri, M., Lutfah, R. (2013). Kajian peran manganes-containing super oxide dismutase (MINSOD) dalam regulasi ekpresi hypoxia inducible factor- 1α (HIF 1-α) pada keadaan hipoksia [Abstrak]. Media penelitian dan pengembangan kesehatan.
15
View more...
Comments